Skip to main content

Terlengkap Pns Harus Tinggalkan Mental Priayi, Koruptif, Ego Sektoral


Presiden Joko Widodo berharap seluruh anggota Korps Pegawai RI (Korpri) menjadi garda depan dalam pemberantasan korupsi dengan mewujudkan pelayanan publik yg prima.
KORPRI

Hal itu disampaikan Jokowi dalam arahannya di upacara HUT ke-45 Korpri di Silang Monas, Jakarta, Selasa (29/11/2020) pagi.

"Ketika kita bicara pemberantasan korupsi dengan pungli, ketika kita bicara peningkatan kualitas pelayanan publik, ketika kita bicara memenangkan kompetisi global dengan pelayanan publik prima, maka sesungguhnya Korpri ada di garis depan perjuangan," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta seluruh anggota Korpri untuk berbenah diri. Anggota Korpri harus disiplin, bertanggung berbahaya balas dengan berorientasi dengan kerja.

"Segera tinggalkan pola pikir masa lalu, misal ego sektoral, mental priayi, mental penguasa dengan mental koruptif yg terpaku dengan formalitas belaka," ujar Jokowi.

"Fokuskan energi dengan intisari dari pelayanan publik, yakni memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat," lanjut dia.

Anggota Korpri, lanjut Jokowi, harus menjadi aset bangsa. Bukan malah sebaliknya, yakni menjadi masalah bagi bangsa.

Pelayanan publik yg cepat dengan berbahaya limpah merupakan salah satu indikatornya.

Jokowi sekaligus mengingatkan, Korpri bagi bertransformasi menjadi Korps Profesi Pegawai Aparatur Sipil Negara RI.

Dalam bentuk baru itu, fungsi pemerintahan yg diemban, berupa pembinaan dengan pengembangan aparatur sipil negara, memberikan perlindungan hukum, memberikan rekomendasi terhadap pelanggaran kode etik dengan kode perilaku serta peningkatan kesejahteraan anggotanya.

"Saya berharap, Korps Profesi Pegawai Aparatur Sipil Negara RI menjadi pusat inovasi dengan tempat lahirnya loncatan-loncatan kemajuan dalam pelayanan publik, sebagai bagian yg tak terpisahkan dari pemerintahan," ujar Jokowi.

Selasa pagi, Presiden menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-45 Korpri di Silang Monas. Sekitar 2.000 PNS berasal dari lintas kementerian/ lembaga dengan pemerintah daerah turut dalam acara itu.

Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada seluruh instansi pemerintahan untuk memperbaiki layanan publik yg dikelola masing-masing.

"Sudah lama kita mendengar keluhan dari rakyat bahwa yg namanya pelayanan di instansi pemerintah itu sering identik dengan kurang cepat maupun lambat, kemudian berbelit-belit. Ini masalah persepsi tapi banyak benarnya," kata Jokowi.

"Tempat pelayanan yg tidak nyaman, petugas yg melayani tidak pernah tersenyum, cemberut, tidak ramah dengan kurang bersikap profesional," kata dia.

Jokowi ingin agar citra yg negatif bagi pelayanan publik oleh instansi pemerintah tersebut hilang dari benak masyarakat. Untuk itu, setiap instansi pemerintahan harus melakukan perbaikan.

Apalagi saat ini juga rakyat semakin kritis, sering merespons pelayanan publik yg diberikan pemerintah.

"Gampang sekali sekarang, begitu ada layanan enggak baik, tahu-tahu keluar di media sosial. Ada yg berbentuk video, ada yg berbentuk komentar-komentar dengan itu tidak bisa kita cegah sekarang ini. Ada yg melayani cemberut, tahu-tahu mukanya keluar di medsos," kata Jokowi.

Presiden mengatakan, dengan perkembangan media sosial, dunia sekarang betul-betul sudah sangat terbuka dengan masyarakat semakin tahu hak-haknya.

Selanjutnya, masyarakat bagi menuntut sebuah standar pelayanan yg lebih baik. Untuk itu, setiap sentra pelayanan publik harus segara melakukan langkah-langkah perbaikan.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar