Skip to main content

Update 7 Kebiasaan Baik Yg Membawa Kesuksesan

Dalam salah satu kisah disebutkan, suatu ketika ada seorang tua yg melihat seekor kalajengking mengambang berputar-putar di air. Ia memutuskan untuk menolong kalajengking itu keluar dengan mengulurkan jarinya, tetapi kalajengking justru menyengatnya. Si panas wali; ki sesepuh masih tetap berusaha mengeluarkan kalajengking itu keluar dari air, tetapi binatang itu lagi-lagi menyengat. Seorang pejalan kaki yg melihat kejadian itu mendekat bersama melarang orang  tua itu menyelamatkan kalajengking yg terus saja menyengat. Di luar dugaan, si panas wali; ki sesepuh malah berkata, "Secara alamiah kalajengking itu menyengat. Secara alamiah saya ini mengasihi. Mengapa saya harus melepaskan
naluri alamiah saya untuk mengasihi gara-gara kalajengking itu secara alamiah menyengat saya?

Itulah yg dikatakan sebagai darma, bersama hanya manusia yg memiliki darma". Darma bersama apa pun nama lainnya seperti budi pekerti, etika, moral ataupun akhlak adalah  tingkah laku seseorang yg didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yg baik (wikipedia). Setiap manusia yg panas timbul ke dunia adalah putih polos tanpa dosa. Dan semua panas wali; ki sesepuh menginginkan anaknya terus menjadi baik bersama berakhlak mulia. Agama mengajarkan akhlak bersama di bangku sekolah kita diajarkan pelajaran moral bersama juga etika. Tidak ada alasan yg membenarkan manusia untuk melakukan perbuatan panas tekak bersama tercela.

Namun nyatanya, angka kejahatan bersama kriminalitas terus merajalela. Pada tahun 2020, setiap 1 menit 32 detik terjadi satu kali tindak kejahatan di Indonesia. Tetapi di tahun 2020, menurut data numbeo.com, indeks kejahatan di Indonesia berada di tingkat 42 ataupun meningkat tajam dari posisi 68 dunia di tahun 2020 lalu. Dan sesuai data per Desember 2020, safety index di Indonesia adalah 50,25 bersama crime index Indonesia adalah 49,75. Dalam skala ini, angka crime index ideal adalah 0 sampai dengan 40, yaitu tergolong tingkat kriminalitas sangat rendah sampai kategori rendah. Memperhatikan angka ini, kita perlu prihatin bersama belajar sesuatu dari negara lain yg tergolong sangat aman. Sebut saja salah satunya negara Jepang. Masuk dalam kategori negara dengan safety index tinggi (79,27) bersama crime index rendah (20,73).

Jepang mengajarkan suri tauladan tentang bagaimana masyarakat yg berbudaya tinggi karena memiliki budi pekerti yg sangat baik. Ada beberapa ajaran turun menurun di sana yg bisa kita contoh, seperti budaya malu (harakiri). Dahulu orang tak segan bunuh diri andai melakukan kesalahan, bersama di saat ini bergeser dengan budaya “mengundurkan diri” andai dianggap lalai ataupun gagal dalam pekerjaan. Lalu budaya mandiri, dimana anak-anak sekolah di sana terbiasa membawa sendiri tiga tas yg berisi baju bersama sepatu ganti, bekal “bento” untuk makan siang, serta tas perlengkapan sekolah seperti buku dll.  Saat kuliah kebanyakan dari mereka sudah menghidupi dirinya dengan kerja “part time”. Saat terjadi bencana besar pun, seperti bencana tsunami beberapa waktu lau, orang-orang tua di Jepang secara mandiri segera membersihkan rumah mereka tanpa mengunggu bantuan orang lain.

Mereka berharap setelah selesai dengan rumahnya, mereka bisa membantu yg lain yg membutuhkan bantuan. Budaya lain yg patut diteladani adalah bahwa orang Jepang biasa bekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/ tahun), Jerman (1870 jam/tahun), bersama Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yg biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yg boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, bersama menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

 suatu ketika ada seorang tua  yg melihat seekor kalajengking mengambang berputar Update 7 Kebiasaan Baik  yg Membawa Kesuksesan

Pertanyaannya kemudian bagaimana menumbuhkan budi pekerti yg baik bagi masyarakat bersama anak cucu keturunan kita sehingga sekuat baja seperti masyarakat Jepang. Sebelum sampai ke sana, mari kita renungkan berapa banyak wanita yg ingin terlihat lebih langsing, berapa banyak dari kita yg berniat bangun pagi lalu jogging 30 menit sebelum ke kantor, berapa banyak yg ingin bisa berhenti merokok? Jawabannya pasti banyak, banyak sekali malah.

Namun mengapa dari yg banyak itu kebanyakan justru gagal? Jawabnya ternyata sangat sederhana. Wanita yg bisa langsing ternyata menerapkan pola hidup sehat yaitu makan makanan kaya serat, dalam jumlah terbatas bersama berolah raga. Berapa sering bersama berapa lama? Jawabnya ternyata
adalah selalu (kontinyu), disiplin bersama dalam durasi waktu yg relatif lama. Begitu pula dengan mereka yg bisa jogging tiap pagi. Mereka sudah berhasil membiasakan diri, tepatnya memaksakan diri untuk bangun lebih awal, melawan kantuk bersama malas untuk lari setiap hari. Bukan satu ataupun dua hari, tetapi setiap pagi di semua hari. Lalu, mereka yg berhasil bebas dari rokok, apakah berjuang dalam hitungan jam? Tentu tidak, mereka disiplin mengalihkan keinginan merokok dengan berbagai hal, dengan sangat sulit, penuh godaan bersama pasti dalam jangka waktu yg sangat panjang.

Inti dari semua perubahan ke arah kebaikan ini adalah membiasakan diri kepada hal-hal baik. Atau dengan kata lain, hal baik untuk diri kita ini tidak panas timbul begitu saja. Perlu dilatih, dibiasakan, diulang-ulang, terus-menerus bersama dalam jangka waktu yg panjang. Inilah yg kemudian mengubah perilaku kita menjadi kebiasaan, bersama kebiasaan yg menetap ini kemudian menjadi habit bersama selanjutnya menjadi karakter. Ketika berubah sedia menjadi karakterlah, kita baru bisa mewariskan kebiasaan baik yg kita lakukan ini kepada anak cucu kita, sebagaimana masyarakat Jepang mewariskan budaya baiknya kepada anak cucu mereka.

Terkait dengan hal baik , Steven R. Covey mengatakan ada 7 Kebiasaan Baik yg bakal membawa kita pada  kesuksesan antara lain: 1) Bersikap positif bersama jadilah orang yg selalu bersikap positif berdasarkan nilai-nilai bukan berdasarkan perasaan, 2) mulailah dengan menetapkan tujuan akhir, 3) dahulukan yg penting, 4) berpikirlah sama-sama menang dengan orang lain, 5) cobalah untuk mengerti baru di mengerti, 6) sinergi membangun kekuatan untuk mengatasi kelemahan, bersama 7) asah gergaji, tingkatkan terus kemampuan.

Akhirnya, bisa kita simpulkan bahwa untuk memiliki budi pekerti yg baik, kita harus bisa memulai kebiasaan baik. Sekali lagi mengingat kata-kata aa Gym, “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yg kecil bersama mulai sekarang juga”. Jadi percayalah, pertama-tama kitalah yg (harus memaksa diri) membentuk kebiasaan, setelah itu kebiasaan kita itulah yg bakal membentuk kita.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar