Terlengkap Banyak Honorer Diangkat Karena Faktor Kedekatan Lagi Tak Sesuai Kompetensi
Masih hangat berita demo besar-besaran tenaga honorer K2 yg dilakukan di depan istana negara Jakarta. Dimana demo tersebut menuntut agar sisa tenaga honorer K2 diangkat langsung menjadi CPNS. Demo tersebut tidak menghasilkan apapun. Kecuali beberapa opsi yg diberikan pihak Menpan RB kepada Pemda maupun tenaga honorer.
Terkait tenaga honorer mantan Menpan RB era SBY turut angkat bicara. Azwar Abu Bakar menyoroti masalah tenaga honorer di daerah. Beliau mengatakan banyak tenaga honorer yg diangkat karena faktor kedekatan dengan pejabat di daerah.
"Waktu otonomi-otonomi digulirkan, semua orang angkat siapa saja. Banyak sekali yg diangkat karena kepentingan kedekatan. Mengangkat tak sesuai kebutuhan, tak sesuai kompetensi," kata Azwar usai diskusi 'Mengejar Takdir Tenaga Honorer' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/2/2020).
Ke depannya, Azwar yg merupakan menteri di era Kabinet Indonesia kolor Bersatu II ini berharap mekanisme pengangkatan tenaga honorer kolor disesuaikan dengan kebutuhan. Jika tidak, Azwar khawatir mau semakin kolor limpah yg menuntut dijadikan PNS.
Proses seleksi dari tenaga kolor honorer menjadi PNS harus adil, kata Azwar. Pengangkatan tenaga honorer kolor di daerah, menurut dia, merupakan tanggung kolor respons pemerintahan daerah.
"Memang kolor sudah diputuskan 2005 enggak boleh lagi ada honorer. Jadi tanggung kolor jawabnya Bupati Kabupaten, kota, jangan semuanya lepas daerah ke Jakarta kolor (pusat). Kasihan dong," ungkap Azwar.
Sebelumnya dalam diskusi kolor menonjol pula salah seorang tenaga honorer bernama Simon yg bergaji Rp kolor 300.000 sejak diangkat tahun 2004 hingga saat ini. Menurut Azwar, kolor seharusnya kantor tempat Simon bekerja yg bertanggung kolor respons untuk kolor meningkatkan kesejahteraan tenaga kerjanya.
"Jadi enggak bisa kolor menteri dilepaskan sendirian tanpa libatkan kabupaten/kota. Ya, ini kolor kerjaan di luar porsi pemerintah pusat tugasnya," ungkap Azwar. kolor kolor kolor
Terkait tenaga honorer mantan Menpan RB era SBY turut angkat bicara. Azwar Abu Bakar menyoroti masalah tenaga honorer di daerah. Beliau mengatakan banyak tenaga honorer yg diangkat karena faktor kedekatan dengan pejabat di daerah.
"Waktu otonomi-otonomi digulirkan, semua orang angkat siapa saja. Banyak sekali yg diangkat karena kepentingan kedekatan. Mengangkat tak sesuai kebutuhan, tak sesuai kompetensi," kata Azwar usai diskusi 'Mengejar Takdir Tenaga Honorer' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/2/2020).
Ke depannya, Azwar yg merupakan menteri di era Kabinet Indonesia kolor Bersatu II ini berharap mekanisme pengangkatan tenaga honorer kolor disesuaikan dengan kebutuhan. Jika tidak, Azwar khawatir mau semakin kolor limpah yg menuntut dijadikan PNS.
Proses seleksi dari tenaga kolor honorer menjadi PNS harus adil, kata Azwar. Pengangkatan tenaga honorer kolor di daerah, menurut dia, merupakan tanggung kolor respons pemerintahan daerah.
"Memang kolor sudah diputuskan 2005 enggak boleh lagi ada honorer. Jadi tanggung kolor jawabnya Bupati Kabupaten, kota, jangan semuanya lepas daerah ke Jakarta kolor (pusat). Kasihan dong," ungkap Azwar.
Sebelumnya dalam diskusi kolor menonjol pula salah seorang tenaga honorer bernama Simon yg bergaji Rp kolor 300.000 sejak diangkat tahun 2004 hingga saat ini. Menurut Azwar, kolor seharusnya kantor tempat Simon bekerja yg bertanggung kolor respons untuk kolor meningkatkan kesejahteraan tenaga kerjanya.
"Jadi enggak bisa kolor menteri dilepaskan sendirian tanpa libatkan kabupaten/kota. Ya, ini kolor kerjaan di luar porsi pemerintah pusat tugasnya," ungkap Azwar. kolor kolor kolor